Note:
Artikel ini adalah sebuah tinjauan atas pernyataan-pernyataan yang termuat dalam Alquran tentang Isa dan korelasinya menjadi Allah, dengan asumsi bahwa Allah disini adalah Allah dalam paham Islam. Lalu kemudian kita akan lihat apakah ada kesesuaian dengan KeTuhanan Yahsua Hamasiakh dalam Injil.

" Pada-mulanya adalah Firman [Kalimatullah]. Firman itu bersama- sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah." [Yohanes 1:1]

" Ia [Kalimatullah] pada-mulanya bersama-sama dengan Allah." [ayat 2]

" Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Kalimatullah] dan tanpa Dia [Kalimatullah] tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." [ayat 3]

" Dalam Dia [Kalimatullah] ada hidup.... " [ayat 4]
" Firman [Kalimatullah] itu telah menjadi Manusia.... " [ayat 14]
" Aku [Kalimatullah] dan Bapa [Allah] adalah Satu. " [Yohanes 10:30]
" .... Bapa [Allah] di dalam Aku [Kalimatullah] dan Aku di dalam Bapa. " [Yohanes 10:38]
" .... Barang siapa telah melihat Aku [Kalimatullah], ia telah melihat Bapa [Allah] ...." [Yohanes 14:9]
" Sesungguhnya Isa Al Masih Putra Maryam itu utusan Allah dan FirmanNya" [An Nisa 171]
" Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan FirmanNya" (Hadits Anas bin Malik hal.72)
"...Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka Ia menjelma dihadapannya menjadi manusia yang sempurna." [Maryam 17]

Pengertian kata "Kalimah/Kalam Allah" yang terdapat pada kitab suci AlQuran atau Hadits mempunyai beberapa arti, antara lain :

Ujian = - mengutip QS. 2:124
Ketetapan = - mengutip QS. 39:71
Ucapan, Omongan atau Kalam

Jadi Sebentar kita akan lihat apa arti sesungguhnya dari Kalimatullah yang disandang oleh Isa. Apakah Isa itu hanya sekedar "ujian" bagi Maria, atau hanya sekedar "ketetapan" dari Allah, atau Ia adalah satu Pribadi - Ilahi yang BERASAL DARI / ADA DI DALAM / MELEKAT PADA [QODIM] : Allah !!

Kata "KALIMAH" dengan arti "Ucapan, Omongan atau Kalam" ada 2 macam pengertian, yaitu :

1. Ucapan yang dimiliki oleh manusia disebut Kalimat Hawadis, artinya Ucapan Makhluk yang bersifat fana atau rusak.

2. Ucapan yang berasal dari Allah disebut Firman atau Kalam yang bersifat QODIM, kekal selamanya dan tidak akan rusak.

Berdasarkan isi kitab diatas Kalimatullah inilah yang menjadi Manusia Isa.
KEKAL ! SUDAH ADA DARI KEKAL SAMPAI KEKAL ! TIDAK DICIPTAKAN ! BERSAMA-SAMA ALLAH !
ADA DI DALAM ALLAH ! BERASAL DARI ALLAH ! KELUAR DARI ALLAH (QODIM)

karena: Kalimatullah dan Roh Allah tidak diciptakan tetapi ada bersama-sama dengan Allah itu.

Kalau diciptakan maka Allah itu menjadi tidak punya kalimatullah dan tidak punya Roh sebelum penciptaan, lagipula tidak perlu bagi Allah untuk menciptakan kalimah dan Rohullah bagi dirinya sendiri.


Begitupun Rohullah [Roh Kudus], bahasa Ibraninya jelas:
Ruach HaKodesh [harafiah: Roh Sang Kudus], siapa Yang Kudus? ALLAH

Allah yang ESA itu bersama-sama dengan FirmanNya [Kalimatullah] dan RohNya [Rohullah].
Yesus memang bukan Allah [dalam pengertian Bapa!], tapi Yesus adalah Kalimatullah [Firman Allah].
KeIlahian Yesus tidaklah menjadikan Allah DUA - karena KeIlahianNya ADA DIDALAM Allah [Bapa], TIDAK TERPISAHKAN !!
Rohullah [Roh Kudus] memang bukan Allah [dalam pengertian Bapa!].
KeIlahian Roh Kudus tidaklah menjadikan Allah TIGA - karena KeIlahianNya ADA DIDALAM Allah [Bapa], TIDAK TERPISAHKAN !!
Inilah inti dari Tauhid atau Keesaan Allah yang sejati dan benar, yaitu: TRITUNGGAL ALLAH yang ESA !!

Untuk lebih jelas, mari kita lihat langsung pada konteks ayat yang mengatakan bagaimana Isa dijadikan Allah, kita ambil Surah An-Nisa 171 yang berbunyi :
"Hai Ahli Kitab ! Janganlah kamu melampaui batas dlm agamamu, dan janganlah kamu berkata atas Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KalimahNya yang Ia BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADANYA. (ROHULLAH)
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya dan jangan kamu berkata: "(Tuhan itu) tiga", Hentikanlah ! Baik bagimu. Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak, kepunyaanNya-lah semua yang dilangit dan semua yang dibumi; Cukuplah Allah sebagai Pelindung." (QS. 4:171)

Perhatikan penggalan kalimat Quran di atas:
" .... Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KALIMAHNYA yang Ia [Allah] BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADA-NYA [Allah]."

Apakah tersirat bahwa Isa diciptakan dalam kandungan Maria ? Tidak!! Tapi Kalimatullah itu dikandung oleh Maria dengan Kuasa Rohullah.

Kata "Al Qoha Ila Maryam" yang diartikan dengan Meniupkannya ke dalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif (fi'il muta'addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita.
Pada ayat ini, subyeknya adalah "Allah".Kata kerjanya ialah "alqo" (melemparkan). Obyek penderitanya ialah "ha" (Kalimah).

Tepatnya: Allah [Bapa] adalah Subject - Alqo adalah Verb - Kalimatullah adalah Object. Kalimatullah itu dijelmakan dalam Kemanusiaan Yesus, tapi Kalimatullah itu tetap melekat [Qodim] dalam diri Allah. Inilah KeMaha-Hadiran dan KeMaha-Kuasaan Allah. Umat Kristen menamakan Bayi Mesias itu Immanuel [Allah beserta kita].


bandingkan dengan konteks penciptaan Adam, siapapun dengan mudah akan mengerti bahwa ini adalah penciptaan, BUKAN inkarnasi. yg dibuat dari bahan tanah (debu) dan dihembuskan (diberikan) nafas.

" Ketika itulah TUHAN Allah MEMBENTUK manusia itu dari debu tanah dan *menghembuskan nafas hidup* ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu MENJADI mahluk hidup." [Kejadian 2:7]

Sedangkan An-Nisa 171:
" .... KalimahNya yang Ia BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADANYA .... "
Kalau Anda mau jujur, nats An-Nisa 171 adalah INKARNASI Kalimatullah dalam Kemanusiaan Isa Al Masih, sama sekali BUKAN penciptaan!
1) Kalimatullah [An Nisaa 171, Ali Imran 39, 45],
2) Rohullah [Hadits Anas bin Malik hal.72]

Menurut Al-Qur'an, Yesus itu Roh Allah dan FirmanNya. Sebagaimana yang disabdakan sendiri oleh nabi Muhammad yang berbunyi :

"Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan FirmanNya." (H.R. Anas Bin Malik)

Siapakah Kalimatullah dan Rohullah itu? Ini ada beberapa pandangan jujur dari Theolog-Theolog Islam:
" Kalimatullah adalah Allah dlm HakekatNya [EsensiNya, NaturNya [ZatNya], dan Ia adalah tidak lain dari satu Pribadi Ilahi." [Al Syaikh Muhyi Al Din Al Arabi - dalam bukunya: Fusus Al Huqm jilid II halaman 35].

Al Shaikh Muhammad al Harira al Bayyumi berkata, "Roh Kudus adalah Roh Allah dan Roh Allah tidak diciptakan ("Al Ruhwa Mahiyyatuha" - The Spirit and Its Nature - hal.53)

" Roh Suci artinya Roh yang dimuliakan, Roh Allah sendiri, bukan Malaikat ataupun mahluk ciptaan lainnya." [Al Imam Al Nasafi - dalam buku Al Nasafi, Tafsir, jilid I, halaman 56]

" Roh Suci itu tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal, dan yang kekal tidak lain adalah Allah sendiri." [Al Sayyid Abdul Karim Al Jabali - dalam buku Majalat Kuliyyat Al Adab].

Seperti yang baru saja dibahas, Roh Kudus adalah Roh Allah dan disebut dalam Al Qur'an dalam banyak tempat.

Surat Yusuf 87 - "Sesungguhnya tiadalah yang berputus-asa daripada rahmat Allah, melainkan kaum kafir."
Terjemahan dalam bahasa Inggeris nampaknya lebih tepat. "Do not despair of Allah"s spirit; none but unbelievers despair of Allah"s spirit", yang dapat diterjemahkan sebagai "Janganlah mendukakan roh Allah, melainkan kaum kafir yang mendukakan roh Allah".

Surat Al Bakara,87 dan 253 - "Kami berikan kepada Isa anak Maryam beberapa keterangan, ..dan kami kuatkan dia dengan ruh suci.."
Al Imam al Nasafi berkata "dengan Roh Kudus artinya, roh yang dikuduskan .....atau nama Allah yang akbar" (Al Nasafi, Tafsir bagian I, hal.56).

Surat Al Maidah 110 - "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan ruh suci."
Al Sayyid "Abdul Karim al Djabali ber- kata tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus itu tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang kekal hanyalah Allah sendiri (Madjallat Kulliyyat al Adab (Magazine of the Colledge of Arts) 1934.

oleh Muhammad sendiri yang mengatakan: "Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu'- (Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya). (Hadits Anas bin Malik--Mutiara Hadits halaman 353).

Quran s.An Nisaa 171 mengatakan: "Innamal Masihu 'Isa bnu Maryam~ Rasululahi wa Kalimatuhu alqahaa ila Maryama wa Rohu, minhu..-' (Sesungguhnya Almasih Isa ibnu Maryam itu, adalah utusan Allah dan Firman-Nya yang ditumpahkanNya kepada Maryam dan Roh daripada Nya)-

Itu sudah sesuai dengan Surah 4:158
Bahkan Allah mengangkat Isa itu kepada-Nya, Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Ayat tsb dengan jelas menyatakan bahawa Isa Al-Masih tidak diangkat ke langit kedua, ketujuh atau surga ketiga, seperti yang biasa dianggap, tetapi bahwa Allah telah mengambil Isa Al-Masih kepada diri-Nya (dikembalikan). Ini bermaksud, Dia mengambil Isa Al-Masih ke dalam RohNya yang mulia di dalam surga yang tertinggi.


3) Suci [Maryam 19]
4) Besar di dunia dan besar di akhirat [Ali Imran 45]
5) Hakim yang Adil [Hadits Muslim Jilid I hal.76]
6) Mengetahui tentang Hari Penghakiman [Ali Imran 49, Zukruf 57, 61]
7) Al Masih [Az Zumar 44]

Mengenai kata ''Kalimat" atau Firman Allah yang menjadi jasad Jesus ini, Drs. Hasbullah Bakry dalam bukunya yang berjudul-"Nabi Isa dalam Al-Quran enz" halaman 109 mengatakan: "Nabl Isa disebut sebagai Kalimah Allah (Firman Yang Hidup--pen), disebabkan dia adalah penjelmaan dari pada Firman Allah yang ditujukan kepada Maryam untuk mengandung Nabi Isa".

Al-Quran s.Al Ikhlas yang mengatakan: " ...Dialah Allah Yang Esa ...tidak beranak dan tidak diperanakkan .." yang sering dikemukakan oleh para mubaligh Islam dikala itu, sebagai dalil untuk menolak bahwa Allah itu mempunyai anak sebagaimana halnya iman Kristen dengan penyebutan ''Yesus Anak Allah''.Sebenarnya ajaran Kristen sendiri dapat menerima sepenuhnya mengaminkan sepenuhnya ayat Quran ini, karena ajaran Kristen sendiri sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa "Allah itu punya anak" dalam pengertian secara biologis, yang oleh Quran itu disebut- dengan Istilah "walad

Al Masih adalah ungkapan Arab, yang sepadan dengan ungkapan Ibrani: HaMasiakh. Artinya: Perantara, Pembela, Hakim yang Membe- narkan umatNya [setelah Ia menghakimi dengan Adil], Juruselamat, Yang diurapi Allah.

Adapun Jesus disebut "Anak Allah" adalah dalam pengertian mutasyabihat, yaitu Firman Allah yang Hidup didalam Jesus Kristus,- bukan dalam pengertian "walad", melainkan dalam pengertisn "ibn". Dalam masalah ini saya ingin meyakinkan, bahwa tidak ada satu ayatpun dari Al-Quran secara tegas menolak ajaran Alkitab diatas mengenai sebutan "Anak Allah" bagi Jesus Kristus.

Yang Al Quran tolak adalah jika Jesus dianggap Anak Allah dalam pengertian walad, yaitu anak secara seksuil biologis kemanusiawian.

Hal ini dapat kita hayati apa yang diucapkan Jesus. "bahwa Bapa didalam Aku dan Aku didalam Bapa". (Yoh.10: 38b) "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30) "Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". (Yoharies 14: 9b)

Allah menjelma jadi manusia, bermakna Allah telah menyatakan dirinya,; menyatakan wujudnya, mewahyukan karyanya dan lain-lain dalam pribadi manusia yang nampak itu, dalam hal ini didalam Jesus Kristus.

Allah menjelma jadi manusia, tidaklah bermakna Allah sudah tidak ada, yang ada hanyalah manusia. Pendapat demikian memang tidak benar. Ingat! Allah itu tidak berubah. Allah menjelma jadi manusia, maka A!lah tetap ada, dan manusiapun juga ada. Jadi kata "menjelma" kita pergunakan hanyalah merupakan kata analogi, kata yang diserupakan saja, yang diandaikan saja, namun tetap tidak diartikan secara karnus bahasa dunia, bahasa sehari-hari.

Jesus disebut Tuhan, natsnya dapat saudara hayati sebagaimana yang telah saya uraikan diatas, yaitu terdapat dalam Injil Yohanes 1 :1 dan 14, bahwa Firman atau Allah itu telah menjadi manusia dalam kelahiran Jesus Kristus. Karena itulah dalam 1 Yohanes 1:1 dikatakan juga, bahwa: Jesus adalah "Firman yang Hidup".

Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus, dapat diucapkan dalam sepatah kata, yaitu: "ALLAH". Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan: "Bismil Ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi (Dengan nama Bapa dan Anak dan Rohulkudus). Aba, Ibni, Rohulkudusi = Allah. Dalam bahasa Arab dapat dibaca ringkas: "Bismillah'. Kata Bismillah ini mengandung unsur ke-Tritunggal-an iman Kristiani

ROH ALLAH, dengan kata lain disebut "Rohulkudus", yang memberi Taufik dan Hidayaht (pertolongan dan bimbingan Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya dan bertakwa kepadaNya. (Sebanding dengan sifat : "Hawun = Hidup" dalam ajaran Islam). Ketiga unsur diatas ini (Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus) digambarkan masing-masing sebagai oknum (sebanding dengan istilah "Sifat" dalam ajaran Islam) adalah Esa dalam wujud zat Allah, yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sama kuasanya sama kekalnya tidak ada yang terdahulu atau terkemudian diantara satu dengan yang lain.

Maka jangan heran jika dalam Doa Nabi Muhammad sebelum beliau wafat:
"Wahai TUHAN ! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah dengan TEMAN YANG MAHA TINGGI" (Hadits Shahih Bukhari 1573)

Lalu beliau mengangkat tangannya sambil mengucapkan:
"TEMAN YANG MAHA TINGGI" Lalu beliau wafat dan rebahlah tangan beliau.
(Hadits Shahih Bukhari 1574)

SIAPAKAH "TEMAN YANG MAHA TINGGI" ITU?

Nabi-nabi lain yaitu:
"Adam Shafiyulah" = Adam disucikan Allah
"Nuh najiyullah" = Nuh diselamatkan Allah
"Ibrahim khalilullah" = Ibrohim dikasihi Allah
"Isma'il dzabiihullah" = Ismail dikurbankan Allah
"Musa kaliimullah" = Musa difirmankan Allah
"Dawud khalifatullah" = Dawud dipimpin Allah

Namun beliau telah bersabda:
"Saya yang lebih dekat ISA ANAK MARYAM di dunia dan di akhirat. Semua Nabi itu bersaudara karena seketurunan. Ibunya berlainan sedang agamanya satu." (Hadits Shahih Bukhari 1501)

"Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya telah dekat masanya ISA ANAK MARYAM akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil." (Hadits Shahih Muslim 127)

Maka "Teman Yang Maha Tinggi" itu adalah Isa Almasih anak Maryam.
Quran dimulai dengan "ayat doa" : "Tunjukilah kami JALAN yang lurus" (Qs. 1 Al Faatihah 6)
Dan Isa menjawab: "....ikutilah Aku, inilah JALAN yang lurus." (Qs. 43 Az Zukhruf 61)

"Akulah JALAN dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" [Yohanes 14:6]