PENJELASAN mengenai TUDUHAN KONTRADIKSI dalam ALKITAB

Disampaikan oleh : Deco

Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya." (Amsal 18:17)


TUDUHAN TERHADAP KONTRADIKSI DALAM ALKITAB

Umat Islam sering membicarakan kontradiksi yang terdapat dalam Alkitab. Jumlah kontradiksi teresbut bervariasi, tergantung dengan siapa Anda bicara. Menurut Kairanvi Izhal Ul-Haq ada 119 kontradiksi Alkitab, sedangkan Shabbir Ally mendapatkan 101 buah pertentangan. Masalah pertentangan ini timbul karena menurut mereka isi sebuah kitab suci yang merupakan pesan dari Tuhan yang Maha Tahu seharusnya konsisten dan samasekali tidak memiliki pertentangan didalamnya.

Umat Islam mengutip dari Al~Qur'an 4:82 semikian :

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&nAya=82&t=ind

DEFINISI MENGENAI WAHYU :

Dalam menjawab tuduhan kontradiksi ini sangatlah penting bagi kita untuk mengenal dan memahami dengan jelas pemikiran yang mendasarinya. Menurut mereka, prinsip-prinsip yang dapat dinilai oleh manusia, dan mendapatinya sebagai tidak non-kontradiktif adalah merupakan ukuran mutlak terhadap firman Tuhan yang sejati. Pernyataan ini bukanlah anjuran bagi orang Kristen untuk menyetujuinya. Namun orang-orang Kristen tentu tidak setuju jika dikatakan bahwa prinsip-prinsip yang tidak saling bertentangan menurut otak manusia pastilah merupakan firman Tuhan. Tetapi inilah yang diyakini oleh umat Islam sebagai sebuah wahyu, dan dengan kriteria inilah mereka jadikan titik tolak untuk berdebat tentang pewahyuan.


Merupakan kekeliruan bagi kita untuk menilai Alkitab dengan standard yang dipinjam dari Al~Qur'an. Menurut mereka Al~Qur'an diturunkan (Nazil atau Tanzil) dari surga tanpa diolah oleh tangan manusia. Mereka yakin, bahwa kitab suci mereka merupakan wakyu langsung kiriman Tuhan. Dan dengan kriteria seperti itu pula mereka memaksakan untuk mengukur Alkitab. Padahal hal semacam ini tidak berlaku dalam Alkitab (yang telah terwahyu jauh sebelum Al~Qur'an, menurut kriteria wahyu Alkitab).


Alkitab bukanlah sebuah buku yang disusun oleh hanya satu orang seperti yang mereka yakini terhadap Al~Qur'an, melainkan susunan dari 66 buah kitab-kitab, yang ditulis oleh lebih dari 40orang penulis, dan dalam tenggang waktu 1500tahun! Artinya, seluruh isi Alkitab ditulis oleh tangan manusia. Buktinya dapat dilihat dari pengggunaan bahasa yang berbeda-beda, jenis tulisan yang beraneka macam, perbedaan tingkat intelektual dan kepribadian serta kata-kata "sehari-hari" untuk menggambarkan hal-hal ilmiah, yang digunakan oleh penulis agar dapat dipahami oleh orang-orang pada masa tulisan itu dibuat. Tetapi, itu semua tidak berarti bahwa Alkitab tidak dapat dipercaya karena setiap penulis Alkitab memperoleh wahyu melalui pengilhaman ilahi.


DEFINISI MENGENAI PENGILHAMAN :


Dalam 2 Timotius 3:16, dikatakan :

LAI TB, Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

KJV, All scripture is given by inspiration of God, and is profitable for doctrine, for reproof, for correction, for instruction in righteousness:

TR, πασα γραφη θεοπνευστος και ωφελιμος προς διδασκαλιαν προς ελεγχον προς επανορθωσιν προς παιδειαν την εν δικαιοσυνη

Interlinear, pasa {seluruh} graphê {nas Alkitab} theopneustos {yang diilhamkan Allah} kai {dan/ memang} ôphelimos {bermanfaat} pros {untuk} didaskalian {pengajaran} pros {untuk} elegchon {pembuktian kesalahan/ teguran} pros {untuk} epanorthôsin {perbaikan} pros {untuk} paideian {pendidikan} tên hen {dalam} dikaiosunê {kebenaran}


Kata yang digunakan untuk "inspirasi" adalah theopneustos, arti harfiahnya "tiupan nafas Allah", yang menunjukkan bahwa ia berasal dari Allah sendiri.


* 2 Petrus 1:21

sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

KJV, For the prophecy came not in old time by the will of man: but holy men of God spake as they were moved by the Holy Ghost.

TR, ου γαρ θεληματι ανθρωπου ηνεχθη ποτε προφητεια αλλ υπο πνευματος αγιου φερομενοι ελαλησαν οι αγιοι θεου ανθρωποι

Interlinear, ou {tidak} gar {sebab} thelêmati {oleh keinginan} anthrôpou {manusia} ênechthê {disampaikan} pote {pernah} prophêteia {nubuat} all {tetapi} hupo {oleh} pneumatos {Roh} agiou {Kudus} pheromenoi {karena digerakkan} elalêsan {berbicara} oi agioi {kudus} theou {Allah} anthrôpoi {manusia-manusia}

Para menulis Alkitab mendapat "dorongan Roh Kudus". Oleh karena itu, Allah memakai setiap penulis, termasuk kepribadiannya untuk menyelesaikan karya-ilahi yang otoritatif, dan Allah tidak pernah salah dalam mengilhami.

Alkitab banyak berbicara tegas mengenai theopneustos (inspirasi). Dalam Lukas 24:27,44; Yohanes 5:39 dan Ibrani 10:7, Yesus menegaskan bahwa apa yang tertulis mengenai Dia dalam Perjanjian Lama akan terjadi.


* Lukas 24:27,44

24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."


* Yohanes 5:39

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,


* Ibrani 10:7

Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."


Sedangkan Roma 3:2 dan Ibrani 5:12 menjelaskan Perjanjian Lama sebagai Firman Tuhan.

* Roma 3:2

Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

* Ibrani 5:12

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.


Dalam 1 Korintus tertulis :


* 1 Korintus 2:13

Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

Ini selaras dengan apa yang disebutkan dalam 1 Timotius 3:16 yang telah disebutkan diatas. Dalam 1 Tesalonika, dikatakan :

* 1 Tesalonika 2:13b

…, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.

Petrus berbicara tentang inspirasi yang diilhamkan kepada Paulus dalam :


* 2 Petrus 2:15-16

3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Dan akhirnya dalam kitab Wahyu, Yohanes menuliskan:

* Wahyu 22:18-19

22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Charles Wesley menjelaskan arti theopneustos (inspirasi) dengan tepat yang menurutnya :

Kitab suci bisa saja diciptakan oleh satu diantara 3 (tiga) sumber, yaitu oleh orang baik ataupun malaikat, atau orang jahat ataupun oleh setan, atau oleh Tuhan. Tapi ternyata isi tersebut bukan ditulis oleh orang-orang baik, karena mereka ini tidak akan berkata bohong dengan mengatakan "Inilah yang dikatakan oleh Tuhan". Juga ternyata bukan diciptakan oleh orang-orang jahat karena mereka tidak menulis tentang melakukan seluruh perbuatan baik, dan mengutuk semua dosa sementara mereka sendiri masuk neraka. Jadi, Alkitab pasti ditulis berdasarkan isnspirasi (ilham) yang dari Tuhan". (Mc Dowell, 1990:176).

Dengan cara Apakah Tuhan memberikan theopneustos (inspirasi) kepada para penulis? Apakah dengan menggerakkan hti para penulis untuk meraih keunggulah seperti yang kita lihat dalam karya Shakespeare, Milton, Homer, Dickens, dan penulis-penulis besar lainnya? Atau apakah Allah menginspirasikan firman-Nya yang tercampur dengan mitos, kesalahan legenda, yaitu merupakan sebuah Kitab yang didalamnya terdapat firman Atuhan yang bercampur dengan keterbatasan dan kekeliruan? Atau apakah Allah mendiktekannya secara mekanis, sama seperti anggapan mereka terhadap Al~Qur'an, atau apakah Tuhan memakai pikiran dan pengalaman sang penulis sendiri.

Jawabnya mudah saja, yaitu bahwa Tuhan selalu mengendalikan tulisan mereka, akrena Alkitab merupakan "Firman Allah melalui kata-kata manusia" (Mc Dowell, 1990:176). Artinya, Tuhan memakai kebudayaan serta aturan-aturan dari lingkungan si penulis, lingkungan dimana Tuhan mengendalikan mereka melalui kedaulatanNya. Dengan demikian, sejarah diperlakukan Allah sebagai sejarah, puisi sebagai puisi, perumpamaan sebagai perumpamaan, kata-kata kiasan sebagai kata-kata kiasan, generalisasi sebegai generalisasi, pendekatan sebagai pendekatan, dan lain-lain sebagai apa adanya. Perbedaan konvensi dan penghayatan sastra yang ada pada masa Alkitab dan masa kini, juga harus diperhatikan. Misalnya pengkisahan yang kurang kronologis dan kutipan yang tidak selalu tepat/sama persis, pada saat itu merupakan tradisi yang dapat diterima dan tidak dianggap melanggar prinsip baku. Dan jika hal serta maksud tersebut dapat dipahami, maka tidak akan muncul dugaan-dugaan dan tuntutan yang keliru terhadap Alkitab.

Alkitab tidak mengandung kesalahan – tidak dalam artian bahwa semuanya harus tepat secara absolut menurut ukuran modern – tetapi dalam arti bahwa isi dan pesan-pesannya mencapai kebenaran maksud-maksud dan tujuan seperti diartikan oleh penulis. Kebenaran Alkitab tidak dapat dihilangkan oleh bentuk-bentuk lahiriah dalam susunan tata bahasa ataupun lafal yang dianggap salah. Bahkan kebenarannya tidak bisa dihilangkan oleh penjelasan yang mencoba menyudutkan sifat pernyataannya (seperti misalnya kebohongan setan) ataupun menghadapkan kontradiksi-semu antara kalimat yang satu dngan kalimat yang lain. Tidaklah benar menghadapkan "gejala-gejala kesalahan Alkitab" untuk dipertentangkan dengan ajaran dalam Alkitab itu sendiri.

Gejala-gejala Alkitab yang tampaknya tidak konsisten memang jangan tidak dihiraukan. Penyelesaian yang telah dilakukan justru akan semakin memperkuat iman kkita. Dan kalaupun masih ada beberapa isu yang belum ada penjelasan yang meyakinkan kita tetap akan menghormati Allah dan meyakini akan janji-janjiNya dalam firmanNya yang selalu benar dan sempurna. Kita yakin bahwa suatu hari nanti gejala-gejala yang belum serasi ini akan dapat dilihat sebagai suatu gambaran yang dibenarkan dalam iman.

Ini bukanlah harapan tak berdasar. Misalnya, seabad yang lalu, kurang lebih ada 100 anggota tubuh yang fungsinya belum diketahui oleh para dokter. Lalu orang-orang berkata, "Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi benar, karena ada beberapa bagian tubuh yang tidak diperlukan lagi". Tetapi melalui penelitian lanjutan yang terus dilakukan organ tubuh yang kelebihan. Dan suatu saat nanti, mungkin kita akan mengetahui fungsi organ tubuh tersebut. Prinsip ini juga akan berlaku terhadap Alkitab. Ada banyak "pertentangan" yang telah berhasil dijelaskan melalui berbagai penelitian dan pemahaman. Kurang lebih seabad atau bahkan 25tahun lalu, Shabbir akan dengan mudah menemukan 1001 kontradiksi dalam Alkitab. Tetapi penemuan data-data baru selalu diperoleh, dan dengan itu kita dapat menjawab misteri sejarah. Oleh karena itu, selalu ada alasan untuk meyakini bahwa semua pertentangan itu akan terjawab pada waktunya.


Sebaliknya, pemahaman kristen tentang wahyu, pasti tidak akan dapat diterima oleh umat Islam, karena hal itu akan menimbulkan perselisihan dengan mereka. Seperti misalnya, Alkitab bertentangan dengan konsep Nazil atau Tanzil (diturunkan) yang diyakini terjadi pada Al~Qur'an. Namun, mereka hanya melihat kepada Perjanjian Baru yang telah mereka peralahkan. Mereka tidak menuduh kitab-kitab sebelumnya, seperti Taurat dan Zabur, padahal keduanya ini toh dianggap oleh umat islam sebagai wahyu yang sama diilhamkan. Umat Islam percaya bahwa Musa menulis kitab taurat dan Daud menulis kitab Zabur, tetapi anehnya mereka tidak mempermasalahkan apakah wahyu ini diterima secara nazil (diturunkan) atau tidak. Padahal tidak! Jika demikian, mengapa mereka menuntut hal tersebut juga berlaku pada perjanjian Baru, apdahal kitab ini juga tidak meng-klaim demikian bagi dirinya.


Alasan dasarnya agak terletak pada keyakinan umat Islam bahwa Al~Qur'an adalah satu-satunya wahyu yang tidak pernah dijamah oleh campur tangan manusia, karena itu Al~Qur'an dianggap sebagai firman Tuhan yang paling benar dan murni, dengan demikian ia menggantikan bahkan membatalkan wahyu-wahyu lain yang telah ada sebelumnya, karena keterbatasan dari para penulisnya.


Ironisnya, pendapat yang neyatakan Al~Qur'an merupakan wahyu yang diturunkan, hanya berasal dari satu orang saja, yang katanya menerima wahyu terebut, yaitu Muhammad sendiri. Tidak ada saksi lain yang emndukung pewahyuan Muhammad itu. Bahkan tidak ada kuasa mujizat yang mendukung klaim Muhammad ini. Tidak ada pula dokumen lain selain Al~Qur'an yang dapat mendukung pernyataannya. (Lihat Sejarah Kelahiran Al~Qur'an vs Alkitab).


Bahkan jika kita abaikan sejarah awal Al~Qur'an diatas, masalah lain akan tetap ada, yaitu ketika tradisi Islam menyebutkan bahwa ada banyak naskah yang berbeda yag dibuat pada saat resensi Al~Qur'an disusun pada pertengahan abad ke-7 Masehi. Mereka mengatakan bahwa semua naskah-naskah yang menimbulkan perselisihan, dibuang. Dengan demikian, kita tidak tahu apakah Al~Qur'an yang ada sekarang ini sama dengan Al~Qur'an yang pertama kali disampaikan, kecuali percaya saja.

Yang perlu diketahui oleh umat Islam adalah bahwa orang kristen meyakini bahwa firman Tuhan, yaitu firman yang tertulis dalam Alkitab yang ada saat ini, memang ditulis oleh manusia, namun penulis-penulis tersebut mendapat pimpinan langsung dari Roh Kudus.

* 2 Petrus 1:20-21

1:20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Berbeda dengan Al~Qur'an yang disampaikan tanpa unsusr-unsur manusia, Tuhan Alkitab justru memilih mewahyukan firmanNya melalui manusia-manusia (nabi-nabi atau rasul-rasul), sehingga firmanNya bukan hanya dapat disampaikan kepada orang lain secara tepat dan menyeluruh, tetapi juga dapat dikomunikasikan menurut pemahaman dan daya serapnya. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh Al~Qur'an jikalau ia tidak memiliki unsur-unsur kemanusiaan seperti yang diyakini pada umumnya.


Masih terdapat masalah-malsah lain ketika orang-orang Muslim mengatakan bahwa Alkitab memiliki banyak kontradiksi. Bila benar begitu, lalu apa yang akan mereka lakukan terhadap otoritas yang Al~Qur'an berikan kepada Alkitab?

QUR'AN MEMBERIKAN OTORITAS KEPADA ALKITAB :

Al~Qur'an sendiri merupakan wewenang tertinggi bagi umat Islam. Dan Al~Qur'an memberikan wewenang (otoritas) kepada Alkitab dengan mengakui keabsahannya, paling tidak sampai apad ke tujuh hingga ke sembilan.

Perhatikan surat-surat Al~Qur'an berikut ini :

Surat Al Baqarah 2:316 menegaskan bahwa tidak ada perbedaan antara kitab suci yang telah diberikan sebelumnya dengan Al~Qur'an :

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=2&nAya=136&t=ind


Selanjutnya :

* Surat Ali-Imran 3:2-3

[2] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.

[3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=3&nAya=2&t=ind

Lebih jauh lagi dituliskan :

* Surat An-Nisaa 4:136 :

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&nAya=136&t=ind

Dalam Surat Al-Maida, kita temukan ayat yang ditujukan kepada orang Kristen untuk meyakini Kitab Sucinya :


* Surat Al-Maida 5:47,49,50,52

[47] Dan h endaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.

[49] dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

[50] Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin

[52] Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=5&nAya=47&t=ind


Dibawah ini kita temui ayat yang hampir serupa :

* Surat Al Maida 5:68

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=5&nAya=68&t=ind


Penguatan amat telak terhadap wewenang (otoritas) Perjanjian Lama (Taurat) dan Perjanjian Baru (Injil), dapat kita lihat dalam Surat 10:94 yang menyatakan bahwa jika timbul keragu-raguan terhadap Qur'an, maka umat Islam disarankan untuk membaca kitab-kitab sebelumnya :


* Qs 10:94

Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=10&nAya=94&t=ind


Penekanan terhadap ayat ini dilakukan dalam Surat 21:7 :

* Qs 21:7

Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=21&nAya=7&t=ind

Dan yang terakhir, dalam surat Al Ankabut 29:46, umat Islam diminta untuk tidak mempermasalahkan wewenang (otoritas) Kitab Suci umat Kristen :

* Qs 29:46

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang lalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=29&nAya=46&t=ind

Jadi, surat-surat Al~Qur'an dengan jelas mendukung kabsahan dan otoritas Taurat serta Injil sebagai wahyu Tuhan. Ini justru menunjuk kepada apa yang diyakini oleh orang Kristen.

Kenyataannya, tidak ada sedikitpun peringatan dalam Al~Qur'an bahwa kitab-kitab sebelumnya telah terpalsukan, atau terdapat pertentangan didalamnya (yang ada adalah usaha sebagian orang Yahudi untuk menyelewengkannya). Jika memang Al~Qur'an adalah kitab yang berisikan wahyu lengkap dan final. Dan jika Al~Qur'an memang adalah Kitab yang menjadi penutup bagi kitab-kitab lainnya seperti yang di-klaim oleh umat Islam, tentunya penulis Al~Qur'an akan memberi peringatan serius kepada pembacanya bahwa kitab-kitab sebelumnya telah terpalsukan. Tetapi, tidak pernah ditemukan satu pun ayat petunjuk dalam Al~Qur'an yang menuduh bahwa didalam Alkitab terdapat eprtentangan, atau bahwa Alkitab telah terpalsukan, atau bahwa itu harus diharamkan, dibakar dll.

Beberapa orang Islam mempertahankan pernyataan dalam Surat 2:140 yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen telah menyelewengkan kitab-suci mereka. Ayat ini berbunyi:

* Qs 2:140

ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=2&nAya=140&t=ind


Padahal ayat ini sama sekali tidak menyatakan bahwa orang Yahudi dan Kristen telah memalsukan Kitab-Sucinya. Disini hanya dikecam bahwa orang-orang Yahudi tertentu telah menyembunyikan "kesaksian yang mereka dapatkan dari Tuhan ". Dengan kata lain, kesaksian ilahi itu tetap ada (untuk itulah surat-surat dalam Al~Qur'an menasehati umat Islam untuk tetap menghargai kitab-kitab suci sebelumnya), walaupun sebagian penganutnya memilih untuk tidak mengungkapkan (alias menyembunyikan) kesaksian itu. Alhasil, ayat ini justru semakin memperkuat kredibilitas kitab-kitab sebelumnya, yaitu bahwa kesaksian dari Tuhan sungguh-sungguh terdapat diantara masyarakat Yahudi.

TUHAN TIDAK PERNAH MENGUBAH FIRMANNYA

Baik Kitab Suci orang kristen maupun Al~Qur'an, keduanya memegang prinsip bahwa Tuhan tidak pernah mengubah firmanNya. Ia tidak pernah mengubah wahyuNya (walaupun sulit diserasikan bahwa dalam Al~Qur'an terdapat pula hukum pembatalan yang disebut nasakh).

* Surat Yunus 10:64

Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=10&nAya=64&t=ind


Dan ini diulang kembali dalam :

* Surat Al An'an 6:34

Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=6&nAya=34&t=ind

Dan juga kita temukan lagi dalam :


* Surat Qaaf 50:28-29

[28] Allah berfirman: "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu".

[29] Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.

http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=50&nAya=28&t=ind

Akitab juga memiliki sejumlah referensi yang menyatakan bahwa firman Tuhan tidak pernah diubah, seperti misalnya tertulis dalam :

* Ulangan 4:1-2

4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.

4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.


* Matius 24:35

Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.


* Wahyu 22:18-20

22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

Jika penegasan tersebut baik dalam Al~Qur'an maupun Alkitab, tampaknya sangat aneh jika kemudian dikatakan oleh umat Islam bahwa didalam Alkitab terdapat kepalsuan dan banyak pertentangan.

Lalu apa yang harus kita lakukan dengan "kontradiksi" yang diklaim umat Islam terdapat dalam Alkitab?


ANALISA TERHADAP KONTRADIKSI :

Kebanyakan kontradiksi yang dipermasalahkan sebenarnya bukanlah kesalahan sama sekali, melainkan hanya kesalahan dalam memahami konteks ayat atau yang tidak lebih daripada kesalahan pembuat salinan ulang. Menjelaskan jenis kesalahan yang pertama adalah lebih mudah, sedangkan untuk kesalahan yang kedua perlu lebih banyak perhatian.

Seperti yang kita ketahui, Perjanjian Lama (PL) ditulis pada abag ke 17 s/d 5 sebelum Masehi diatas kulit-kulit dan Papyrus yang mudah rusak, sehingga perlu terus menerus disalin ulang selama lebih dari 3,000 tahun, dan Perjanjian Baru disalin ulang selama 1,400 tahun, oleh masyarakat yang terserak ke pelbagai komunitas di tempat-tempat dan benua yang berbeda-beda, tetapi isinya tidak mengalami perubahan mendasar.

Dewasa ini, banyak catatan-catatan yang usianya tua ditemukan sehingga dapat mendukung pembuktian tulisan kitab-kitab yang telah ada. Kitab Perjanjian Baru (PB) sendiri memiliki 5,300 naskah dan fragmen (bagian-bagian naskah) dalam bahasa Yunani, 10,000 naskah latin Vulgate dan 9,300 naskah tua dalam terjemahan bahasa lainnya.

Dengan kata lain, PB memiliki lebih dari 24,000 salinan naskah untuk digunakan!. Jelas bahwa luasnya per-naskah-an ini memungkinkan kita membuat gambaran terhadap setiap ayat variant (tidak baku) yang selalu akan ada. Dimana muncul variant tertentu, maka teks tersebut kemudian diidentifikasi dan disisihkan untuk dijadikan catatan kaki pada ayat yang bersangkutan. Tetapi hal tersebut tidak membuat Alkitab menjadi cacat (ketika kita membandingkannya dengan tulisan aslinya).

Orang Kisten dengan senang hati mengakui, bahwa ada "ketidak sempurnaan" dalam penyalinan ulang terhadap PL dan PB. Tetapi hal seperti itu memang diluar kemampuan manusia manapun untuk dihindari, karena menyalin ulang halaman demi halaman dengan tangan secara manual akan menghasilkan kesalahan manusiawi, baik untuk buku suci maupun sekuler. Apalagi kalau naskahnya yang akan dialin itu sudah buram ditelah usia dan cara penyimpanan yang tidak bisa sempurna. Namun, kita tahu bahwa naskah aslinya (yang disebut autograph, yaitu yang diinspirasikan langsung oleh Tuhan kepada penulis Alkitab) tidak akan memiliki kesalahan sedikitpun juga . Tetapi berhubung dokumen-dokumen yang asli telah ditulis pada masa yang amat lampau, maka dokumen tersebut tidak dapat lagi ditampilkan.

Para analis naskah kuno mencatat bahwa setiap orang yang menulis ulang (juru-tulis atau penyalin ulang) cenderung membuat 2 jenis kesalahan dalam penulisan salinan kitab :

Yang pertama berhubungan dengan ejaan nama-nama (apalagi nama-nama aneh dan asing). Dan yang kedua berkenaan denga bilangan-bilangan. Kenyataan bahwa kedua jenis "kesalahan" ini saja yang utamanya mulcul dalam salinan Alkitab semakin membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan dalam naskah Alkitab hanya dilakukan oleh para penyalin ulang belaka . Jika memang benar bahwa pesan-pesan Alkitab asli-lah yang bertentangan, maka tentulah buktinya dapat ditemukan dalam isi Alkitab itu sendiri. (Archer 1982:221-222).

Yang perlu disadari oleh kita semua adalah bahwa tidak ada satupun perbedaan dalam serentetan salinan ulang Alkitab yang sampai ke tangan kita itu, menggeser atau mengubah doktrin Alkitab itu sendiri. Justru Roh Kudus telah melakukan "campur tangan" dan menjaga agar penyalinan ulang teks Alkitab jangan sampai menggeser ajaran-ajaran doktrinal itu sendiri.

(Catatan : Bila ada yang menjahili Alkitab agar ajarannya terselewengkan, maka tentulah sasaran penjahilnya bukan pada tetek-bengek angka dan huruf yang sama-sekali tidak ada bobot signifikansinya terhadap ajaran doktrinal itu sendiri!)

Tuhan menjadikan kebenaran FirmanNya lewat pewahyuan/pengilhaman. Namun Tuhan tidak pernah berjanji tidak ada keteledoran dalam penulisan ulang Alkitab. Maka dapat dipastikan bahwa naskah asli Alkitab (autograph) merupakan ilham dari Tuhan sendiri yang tidak ada cacatnya. Karena itu kita perlu menjadikan kritik-kritik yang ada sebagai alat untuk menemukan keteledoran yang mungkin saja terdapat dalam salinan ulang Alkitab.

Secara keilmuan, teks Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani terbukti amat terpelihara dalam Alkitab, sehingga bersama Westminter Confession, kami mampu menegaskan bahwa dibawah penjagaan Tuhan, maka keabsahan dan otoritas Kitab Sudi tidak sedikitpun dirusakkan oleh adanya salinan ulang yang "kurang sempurna" dalam bentuknya, bukan dalam isi dan pesan-pesan doktrinalnya.

ADAKAH TERJEMAHAN YANG SEMPURNA?

Para penulis autograph menulis dalam bahasa yang dikuasainya. Kelak. Tulisannya diterjemahkan kedalam pelbagai bahasa dunia. Bukankah disini kita semua harus mengakui, bahwa tidak ada satupun terjemahan yang mutlak sempurna, artinya semua terjemahan cenderung ada menyimpang dari kepersisan makna teks aslinya? Sekalipun begitu, sebuah Terjemahan Kitab Suci (yang intrinsik menyeleweng dalam dirinya) tidak menjadikan Kitab itu menyeleweng, menjadi palsu, tidak sah, dan menjadi tidak benar!. Dengan adanya sejumlah terjemahan yang dinilai sangat baik, tidak ada keraguan bahwa Firman Tuhan telah diterjemahkan dan disampaikan dalam lingkupnya yang benar.


Tapi sebenarnya, berdasarkan pandangan Kitab Suci dan pekerjaan Roh Kudus yang terus bersaksi tentang kebenaran Firman, maka kerusakan terjemahan Kitab Suci yang paling parah adalah jikalau terjemahan tersebut (olah-cernah dan penghayatan atas tesks tersebut) justru tidak mampu membuat para pembacanya memberoleh " hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15).


KESEMPURNAAN BAHTERA NUH

Kesempurnaan dan kebenaran A;lkitab sebagai firman yang menyelamatkan umat mansuia ini tepat diibaratkan dengan bahtera nabi Nuh yang dirancang secara khusus oleh Tuhan sendiri. Maka apa yang dirancang Tuhan itu tentu benar dan sempurna, tanpa kekurangan atau kesalahan. Namun pembuatan bahtera itu dilakukan oleh manusia-Nuh yang tidak sempurna untuk sebuah misi penyelamatan yang sempurna!

Mungkinkah itu?

Nuh tidak tahu ilmu kelautan, juga awam di bidang perkapalan raksasa. Bahkan pada masa itu, tidak mungkin ada perkakas pertukangan yang memadai untuk proyek raksasa ini!

Secara ilmu dan tekhnologi modern, pastilah mudah ditemukan kekurangan, kekasaran, dan keanehan-keanehan produk yang dihasilkan oleh Nuh. Bahkan Anda bisa mencurigai tingkat kekedapan air yang dimiliki bahtera itu. Pasti Mustahil mencapai kesempurnaan!

Namun siapakah diantara kita yang bisa menyangkal bahwa ternyata kapal Nuh itu benar-benar sempurna dan benar untuk melaksanakan misi penyelamatan yang diinginkan Tuhan?!

Secara Analogi, Tuhan-pun mampu membuat Alkitab cukup sempurna melalui dan di dalam keterbatasan manusia. Firman Tuhan yang tidak terbatas, yang harus "diturunkan" kedalam dunia yang terbatas, tentu mengadopsi unsur-unsur keterbatasan yang bisa dianggap sebagai "lemah, salah, penuh kekurangan, dan tidak sempurna". Namun sungguh ia justru tidak pernah kehilangan kewibawaan dan kemampuannya untuk tampil sebagai Alkitab yang benar dan sempurna!

Dengan demikian, mari kita melihat sejumlah contoh yang ditampilkan oleh Shabbir Ally dalam pamfletnya, demi untuk memastikan apakah otoritas Kitab Suci dapat berdiri tegak menghadapi test yang ditampilkannya?

Kami dapat membuktikan bahwa Shabbir telah membuat sejumlah kesalahan dalam pendalilannya. Jika saja ia melihat pada konteksnya, permasalahan tersebut dapat dengan mudah dikoreksi. Hal ini membuat kami berpikir bahwa penuduh dari kalangan Islam umumnya sedang mencari dan menemukan pertentangan dalam Alkitab – yang sebenarnya dapat dengan mudah dijelaskan jika dibaca dengan konteksnya.

Pada halaman kedua dari buku yang berjudul "101 Kontradiksi yang terdapat dalam Alkitab", Shabbir Ally menyatakan : "Diizinkan memperbanyak buku ini untk menyebarluaskan kebenaran".

Kami berbesar hati memenuhi perminaan Bapak Ally. Walaupun kami tidak secara langsung menyalin ulang semua kata-katanya tetapi kami menampilkan ulang tuduhan kontradiksi dalam buku yang ditulisnya tersebut, dan menjawab semuanya. Oleh karena itu, melalui tanggapan tuduhan ini, kami menjawab apa yang diminta oleh Shabbir, yaitu meyebarluaskan kebenaran!

Mari, saksikan dasar dan ketegaran dan kebenaran Alkitab, untuk dihadapkan dengan pernyataan Shabbir Ally. Disana-sini, Anda akan mendapati bahwa beberapa pertanyaan memiliki lebih dari 1 jawaban. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk menjelaskan masalah yang terdapat dalam Alkitab.


Sumber :

Jay Smith, Alex Chowdhry, Toby Jepson, James Schaeffer, http://debate.org.uk/topics/apolog/contrads.htm

Dikutip dari : http://www.sarapanpagi.org/101-penjelasan-mengenai-tuduhan-kontradiksi-dalam-alkitab-vt722.html