http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?p=82877#82877

Melihat orang-orang bergembira merayakan hari idul fitri saya sebenarnya ikut gembira. Tetapi mendengarkan kotbah ustad-ustad bahwa hari 1 syawal adalah hari kemenangan terhadap hawa nafsu, hari manusia menjadi suci kembali, saya jadi kasihan terhadap kedangkalan cara berpikir orang islam.

Setahu saya semua ritual ibadah islam bersifat lipstik. Betapapun mereka mencoba untuk sungguh-sungguh beribadah tetap saja hasilnya seperti lipstik di bibir, sebentar saja akan hilang. Lipstik itu juga hanya sekedar hiasan tidak mencerminkan kecantikan sebenarnya dari pemakainya. Jadi ritual islam hanya hiasan-hiasan saja, ritual ibadah yang tak memberikan dampak mendalam dan hasil yang mengubah spiritualitas seseorang.

Seperti contohnya sholat. Orang sholat seperti sebuah mesin. 5 kali sehari membaca mantra2 itu-itu juga malah sering dan banyak yang tidak mengerti arti bacaannya. Yang bersungguh-sungguh sholat jungkat-jungkit mengkhayalkan menyembah allah. Mereka berkhayal Tuhan melihat mereka sholat dan memperhatikan mereka. Setelah bertahun-tahun jungkat-jungkit dan berkhayal seperti itu, dari kecil sampai jadi tua, tetap saja Tuhan tidak pernah dekat dengan mereka. Mereka hanya perduli pada khayalan mereka sendiri bahwa mereka merasa dekat dengan Tuhan. Tetapi apakah Tuhan dekat dengan mereka tidak mereka tanyakan pada diri mereka.

Kemudian ritual puasa. Dari pagi jam 4 sampai sore jam 6 tidak makan minum katanya menahan hawa nafsu. Tetapi ritual ini juga lipstik sifatnya, sebab nafsu makan dan birahi yang ditahan itu adalah suatu dorongan biologis normal manusia. Menahan dari nafsu-nafsu ini tidak akan membuat manusia secara spiritual meningkat karena hanya menahan kecenderungan normalnya. Nafsu-nafsu itu dan nafsu-nafsu lain misalnya kesombongan biasanya kemudian cenderung meningkat setelah puasa karena merasa telah menjadi suci lagi. Hasil dari puasa bagi semua orang adalah kelaparan di siang hari dan berat badan yang turun. Sekian milyar orang islam di dunia berpuasa selama bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang membuat mereka diberkati oleh Tuhan atau bahkan menjadi lebih bijaksana dan suci. Menjadi suci hanya khayalan mereka sendiri. Mereka tetap saja manusia yang penuh nafsu, baik sebelum puasa, pada waktu puasa maupun sesudah puasa.

Contoh terbaru hasil dari ritual islam adalah perilaku Yusril Ihza Mahendra. Bekas istrinya sendiri mengakui bahwa agamanya kuat dan tekun, hafal quran di luar kepala dan semua aktifitasnya untuk menjunjung ajaran islam. Apakah hasil ritual ibadah islam yang dilakukan orang ini selama bertahun-tahun dari kecil hingga berumur 50 tahun? Apakah spiritualnya meningkat? Apakah dia menjadi lebih penyayang, welas asih dan bijaksana? Apakah dia bisa mengatasi nafsu-nafsunya?Wah rasanya tidak. Dia malah menjadi manusia yang penuh nafsu sehingga tega menceraikan istri tuanya dan meninggalkan keempat orang anaknya demi barang baru yang muda, mulus dan legit.

Yah, itulah ritual ibadah yang sia-sia. Tidak menambah apapun yang baik dalam karakter, kehidupan dan spiritualitas seseorang.