Masjidil Aqsa
Muslim benar-benar percaya bahwa Allah memberikan Al-Quran secara langsung kepada Muhammad melalui Jibril, dan tidak ada satupun yang diubah. OK, mari kita uji pernyataan di atas. Ada Hadis yang menceritakan Muhammad pada suatu malam, menaiki seekor kuda bersayap yang membawa dia ke Masjidil Haram kemudian ke Masjidil Aqsa (di Yerusalem) dan kemudian ke langit tingkat 7, dimana kepadanya diperlihatkan surga dan neraka, dan kemudian dibawa kehadapan Allah. Cerita ini diterima oleh semua Muslim dan disebut dengan Mi’raj, yang juga tercatat dalam Al-Quran.
SURAT 17. AL ISRAA’ 1
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Ok, mari kita berbaik hati dengan menganggap kalau kuda-poni bersayap milik Muhammad bisa terbang dengan kecepatan cahaya (kecepatan yang tercepat di jagad raya ini). Maka menurut perhitungan ilmuwan dibutuhkan waktu 8 tahun untuk mencapai tata surya terdekat dan 30 juta tahun untuk mencapai batas alam semesta yang dikenal manusia saat ini. Padahal Muhammad hanya punya 1 malam, jadi menurut Quran, surga jaraknya tidak akan lebih dari 0.03% dari tata surya terdekat. Jadi lumayan dekatkan jarak surga-bumi. Apalagi kalau kita tinjau lebih jauh, bahwa tidak mungkin kuda poni bisa terbang di luar atmosphere bumi, tentu jarak surga sebenarnya menurut Al-Quran adalah lebih dekat lagi. Saya sangat heran, mengapa dengan teknologi yang sekarang kita punya tidak seorangpun yang menemukan dimana surga itu, walaupun jaraknya sangat dekat? Hal yang lain yang janggal adalah, mengapa Muhammad harus pergi dulu ke Yerusalem (Masijidil Aqsa) sebelum pergi ke surga, apakah pintu gerbang surga ada di Yerusalem? Hal yang paling aneh dari cerita ini adalah, Masjidil Aqsa yang menjadi spot penting di cerita ini, sebenarnya dibangun sesudah Muhammad wafat. Ketika Omar menaklukan Yerusalem, maka kemudian ia sholat di suatu tempat yang dulunya adalah Bait Sulaiman. Bangsa Roma menghancurkan kuil ini pada abad 70 Masehi. Sejak saat itu, tidak ada kuil, gereja, atau masjid di tempat itu. Tapi kemudian Calif Abd-Malik Ibn Marwan yang akhirnya membangun Dome Of The Rock pada tahun 691 Masehi, atau 72 tahun sesudah Hijrah. Dan Masjidil Aqsa dibangun di atas reruntuhan Temple Mount pada akhir abad 7. Hal ini dilaporkan oleh “The Concise Encyclopedia Od Islam” karangan Harper & Row, 1989, halaman 46-102. Muhammad menyatakan bahwa Mi’raj terjadi pada tahun 622 Masehi. Padahal pada saat itu Yerusalem ada di tangan orang Kristen. Tidak ada Muslim yang tinggal di sana, dan jelas tidak ada masjid di Yerusalem. 53 tahun setelah Muhammad wafat, Muslim membangun “Dome Of The Rock” dan “Al Aqsa” di tempat yang dulunya Salomo membangun bait bagi Tuhan-nya. Tentunya ini cukup mengherankan, sama seperti Alkitab, Al-Quran juga telah dimanipulasi dan diubah setelah beberapa tahun pengarang aslinya meninggal dunia, dengan demikian ada beberapa kisah yang tidak original yang dimasukkan. Jadi siapapun yang menjadi pengarang SURAT 17. AL ISRAA’ 1 ini, tidak tahu bahwa Masjidil Aqsa tidak ada pada jaman-nya Muhammad, dan tidak mungkin Muhammad mengadakan perjalanan ke tempat yang tidak ada. Jadi jelaslah ini tambahan yang dibuat “sesuatu” pada ayat Al-Quran yang asli. Tentunya ini adalah kesalahan besar dari oknum yang menciptakan Al-Quran, sedemikian sehingga kaum terpelajar Islam, seperti Yusuf Ali, terpaksa akhirnya mengatakan bahwa Masijidil Aqsa yang dimaksudkan di Al-Quran adalah hanyalah TEMPAT yang nantinya akan dibangun Masjidil Aqsa, bukan masjid yang sesungguhnya. Tentunya pengumpamaan yang dibuat Yusuf Ali itu bisa saja benar, jika Hadis yang berikut tidak ada. Karena pada Hadis yang akan diberikan di bawah ini, JELAS-JELAS DITULIS bahwa Masjidil Aqsa yang dikunjungi Muhammad pada saat Mi’raj adalah bangunan yang sesungguhnya, bukan hanya tempatnya saja.
Sahih Bukhari, Volume 4, Book 55, Nomor 636 :
Dinarasikan oleh Abu Dhaar: Aku berkata,”Ya Nabi Allah! Masjid manakah yang pertama kali dibangun?”. Jawabnya,”Al-Masjid-Ul-Haram.” Lalu tanyaku lagi,”Masjid manakah yang dibangun sesudahnya?”Jawabnya,”Al-Masjid-Aqsa (yang dimaksud tentunya yang ada di Yerusalem).” Lanjutku,”Berapa tahun jarak pembangunan masjid-masjid itu?”, Jawabnya,”40 tahun.” Lalu tambahnya,”Kalau waktu sembahyang bagimu sudah tiba, maka sembahyanglah, seluruh tempat di dunia ini bisa menjadi tempat sembahyang kamu.”
Ok, Muslim bisa saja mengemukakan alasan lebih lanjut bahwa Masjid adalah tempat apa saja yang digunakan untuk sembahnya (sujud), tidak selalu harus mengacu pada bangunan. Jadi Bait Salomo (yang kemudian diklaim Muslim sebagai Masjidil Aqsa) juga bisa dikatakan sebagai Masjid, karena Muhammad menggunakan tempat itu untuk sembahyang. Jadi bila hal itu benar demikian. Maka dengan alasan ini, sama saja mengatakan bahwa semua gereja, sinagog, dan kuil zoroastrian juga adalah Masjid . Disinilah ada kesalahan lagi. Karena pada jamannya Muhammad ada banyak sekali “Masjid” (yang hanya berati tempat sembahyang bukan hanya untuk kaum Muslim) yang dibangun lebih jauh dari Yerusalem (bahkan lebih jauh dari Mekah atau Medinah) dengan demikian Masjidil Aqsa bukanlah masjid yang terjauh. Masalah akibat adanya Hadis ini adalah : Masjidil Haram (Kabah) terbukti dibangun oleh Abraham. Abraham hidup sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Dan Bait Salomo (tempat yang sekarang ditempati Masjidil Aqsa) dibangun pada tahun 958-951 Sebelum Masehi. Dengan demikian kira-kira ada selisih waktu sekitar 1040 tahun antara pembangunan 2 bangunan ini. Jadi yang mulia Muhammad telah membuat kesalahan, karena perhitungannya meleset sekitar 1000 tahun.